Seminar Mengulas Sejarah TNI Sebagai Pemulih Kondisi Keamanan NKRI di Unmer Surabaya


Foto : MSby - Seminar Mengulas Kembali Sejarah Perjuangan TNI |

SURABAYA ,- Pada Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-71 TNI Tahun 2016, dilaksanakan Seminar dengan mengusung tema "Mengulas Kembali Sejarah Perjuangan TNI". Sebagai Narasumber, yaitu Dosen Universitas Brawijaya (Unibraw) Drs. Agus Sunyoto, M.Pd. dan Rektor Unmer Surabaya M. Roesli, S.H.,M.Hum, serta Ketua PPAD Surabaya Kolonel (Purn) Yos Suharto. Dan ikuti oleh Peserta Undangan berjumlah sekitar 150 Orang, sebagai penanggung jawab Dandim 0832/Surabaya Selatan Letkol Inf Bangkit Rahmat Tri Widodo., M.Si., (Han)., M.A., di lantai 2 Aula Universitas Merdeka (Unmer) Jl. Ketintang Madya VII No.2, Jambangan, Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa 04/10/2016.

Mengawali Acara Seminar, para Peserta menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Dilanjutkan sambutan oleh Danrem 084/Bhaskara Jaya yang diwakili oleh Kasrem Letkol Inf Hery Suprapto, mengucapkan terima kasih kepada Narasumber dan Peserta sekalian yang sudah hadir dalam seminar ini. Sejarah bukan hanya peristiwa di masa lalu, namun untuk menyegarkan kembali dalam memotivasi jiwa kejuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Dengan kondisi bangsa pada awal kemerdekaan, sehingga ABRI pada saat itu memiliki peranan dalam Dwi Fungsi ABRI sebagai kekuatan pertahanan dan sosial politik. Saat ini TNI sebagai alat pertahanan negara dengan peranan Operasi Militer Untuk Perang dan Operasi Militer Selain Perang. Pada hari ini Seminar secara resmi dinyatakan dibuka.

Prakata pelaku sejarah oleh Kolonel (Purn) Yos Suharto, ditinjau dari aspek sejarah, TNI yang sejak semula memiliki semboyan Tentara Pejuang yang berasal dari rakyat, tidaklah lahir sebagai institusi negara begitu saja seiring pembentukan Negara Indonesia. Sumpah Pemuda 1928 sebagai tonggak sejarah, sehingga sejarah tidak boleh dilupakan. Jiwa kejuangan jangan sampai luntur, sehingga menghormati kepada bendera Merah Putih salah satu mencintai kepada negara. TNI lahir dari rakyat, sehingga TNI adalah berjuang untuk rakyat seperti halnya yang dilakukan oleh sikap kejuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam bergerilya demi kemerdekaan rakyat, negara dan bangsa dari penjajahan saat itu.

Mari kita bersama-sama untuk melaksanakan tugas negara dan tidak mengenal usia sebagai Cadangan Nasional (Cadnas). Besok pagi tanggal 5 Oktober 2016 adalah hari dimana TNI lahir, sehingga jangan bertanya kenapa TNI ikut mengecek harga pangan, membantu petani dan ikut membangun rumah, karena TNI juga mempunyai tugas-tugas sebagai Operasi Militer Selain Perang untuk menjaga kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang tidak boleh ditawar lagi," kata Kolonel (Purn) Yos Suharto, menambahkan.

Seminar session I dengan tema Perjalanan Sejarah TNI mulai 1945-1966 oleh Drs. Agus Sunyoto, M.Pd., Sejarah Bangsa Indonesia mulai perjuangan kedaerahan tahun 1512, hingga tonggaknya Sumpah Pemuda tahun 1928 adalah perjuangan dengan tujuan sama yaitu mengusir penjajah dan Kemerdekaan Indonesia. Perkembangan perjuangan telah melahirkan pejuang-pejuang bangsa yang terorganisir dan diawali dengan Pembela Tanah Air (PETA) atas prakarsa Saiko Shikikan Jepang dengan mengeluarkan Osamu Osirei tentang pembentukan Boej Gyu Gun Kanbu Renseitai atau Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA).

Perjuangan Pesantren juga ikut serta dalam perjuangan kemerdekaan, pembentukan BKR yang kemudian menjadi TKR dan TNI. Para Kyai dan Tokoh-Tokoh Pesantren yang terdiri di Kesatuan PETA dan Hizbullah dan Sabilillah memiliki peran vital dalam pembentukan TNI. Saat ditetapkan Pancasila sebagai azas tunggal dalam negara dan bermasyarakat, kalangan muslim tradisional maju ke Garda terdepan dan menyatakan bahwa NKRI falsafah Pancasila dan UUD 1945 adalah bentuk final negara yang didealkan umat islam indonesia. Kalangan muslim tradisionil menolak kalangan muslim modernis dan fundamentalis yang menghendaki diberlakukannya Syariat Islam di Indonesia," urai Drs. Agus Sunyoto.

Dilanjutkan Seminar sesion II dengan tema Hubungan TNI dengan Unmer Surabaya oleh Rektor Unmer Surabaya M. Roesli., S.H., M.Hum. Lahirnya Unmer Surabaya berawal pada tahun 1963 dengan nama Universitas Bung Karno (UBK), kemudian berubah nama menjadi Universitas Hati Nurani (Univ. Hanura), tahun 1972 diintegrasikan dengan Unmer Pusat Malang dan 1983 Unmer Surabaya dengan membentuk Yayasan Universitas Merdeka Surabaya.

Nilai-nilai dan semangat Bhirawa Anoraga diantaranya, Fungsi Pertahanan Ideologi Negara yaitu Kubu pertahanan ideologi negara dalam mempertahankan, mengamankan dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945. Fungsi lembaga ilmiah yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. Itulah yang melandasi Unmer Surabaya bersinergisitas dengan TNI Kodam V/Brawijaya," ujar M. Roesli.

Peserta diberikan kesempatan, Sesi tanya jawab dengan moderator Ibu Yeni Ika Pratiwi, S.Tp., M., Agr, (Dosen Unmer Surabaya).

Penanya :
Sdr. Agus (Perhimpunan Mahasiswa Katolik), barometer sejarah untuk pemerataan keamanan dan pembangunan, dimana kami sebagai minoritas ?

Jawaban Narasumber :
Kolonel (Purn) Yos Suharto, jangan anda merasa minoritas. Bangsa ini adalah satu untuk seluruh bangsa Indonesia. Jadi jangan pernah berfikir anda sebagai minoritas. Karena jika merasa minoritas, hal ini akan menjadi celah bagi pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa Indonesia. Maka dari itu, seluruh bangsa indonesia harus mengetahui sejarah perjuangan bangsa. Jangan pernah berfikir terkotak-kotak.

Drs. Agus Sunyoto, M.Pd., pada jaman dahulu kelompok mayoritas malah lebih sering kalah. Mayoritas penduduk di indonesia beragama islam. Tetapi ketika merancang konsep negara, orang islam tidak menuntut bahwa indonesia harus berlandaskan islam. Tahun 1948 ada restrukturisasi dan rerasionalisasi, yang menjadi TNI harus mempunyai ijasah sekolah. TNI harus dipimpin oleh orang-orang yang memiliki latar belakang pendidikan (bersekolah). Banyak pengorbanan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok mayoritas. Jadi jangan pernah berpikir tentang mayoritas minoritas.

Penanya :
Sdr. Ahmad Rizal (Mahasiswa Unesa), TNI menjadi Profesional dan diakui dimata dunia belajar dari mana ?

Jawaban Narasumber :
Drs. Agus Sunyoto, M.Pd., dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air lebih berpikir maju kedepan dan lebih mencintai sejarah perjuangan bangsa indonesia.

Penanya :
Sdr. Rony  (Fakultas Hukum Semester VII Unmer Surabaya), bagaimana menumbuhkan rasa cinta kepada Bangsa melalui sejarah ?

Jawaban Narasumber :
Kolonel (Purn) Yos Suharto, dimanapun TNI berada, diperbatasan atau di pelosok, dia akan menjadi tokoh disitu. Pelajari sejarah bangsa, karena dengan mempelajari sejarah, maka kita akan paham bagaimana perjuangan TNI. Bentuk diri sendiri yang profesional dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab.

Drs. Agus Sunyoto, M.Pd menambahkan, harus ada perubahan, dan perubahan itu berasal dari pendidikan. Harus ditanamkan rasa bangga terhadap bangsa Indonesia sejak anak-anak masih kecil. Mayoritas penduduk indonesia dalam sejarah perjuangan bangsa adalah muslim, namun muslim menerima agama minoritas lainnya dengan satu tujuan yaitu kemerdekaan Indonesian dari situlah lahir TNI yang profesional dan diakui dimata dunia.

Penanya :
Sdr. Alfan (Pusura Surabaya), sejauh mana teknologi informasi dikendalikan oleh TNI. Karena teknologi informasi saat ini sangat-sangat memutar balikan sejarah yang dapat memecah belah bangsa dan negara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Jawaban Narasumber :
Kolonel (Purn) Yos Suharto, saat ini sedang dibahas oleh Mabes AD, AL, AU untuk membuat jaringan teknologi informasi dalam menyebarkan informasi yang benar secepat mungkin kepada seluruh rakyat Indonesia dalam mengcounter proxy war. Bapak Danrem akan selalu terbuka untuk berdiskusi dengan rekan-rekan Mahasiswa.

Penanya :
Andreas (Univ. Negeri Surabaya), sejauh ini kita melihat Information and Technology (IT) kita jauh tertinggal dibanding negara lain. Dari kalangan Akademisi, bagaimana kita meningkatkan cinta tanah air.

Jawaban Narasumber :
M. Roesli, SH., M.Hum., IT penting bagi kita. Tidak semua informasi kita serap, harus difilter karena sekarang ada Undang-Undang Informatika.

Kesimpulan Seminar "Mengulas sejarah perjuangan TNI", bahwa TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan. TNI mempunyai fungsi dan tugas yang diatur dalam Undang-undang No.34 Tahun 2004. TNI memegang peranan yang penting yaitu sebagai salah satu alat negara khususnya di bidang pertahanan. Fungsi TNI penangkal terhadap ancaman bagi kedaulatan, keutuhan, serta keselamatan bangsa Indonesia. Sebagai penindaklanjut terkait ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan, keutuhan serta keselamatan bangsa Indonesia. Pemulih kondisi keamanan Negara Republik Indonesia
TNI AD/AL/AU mulai menggunakan teknologi atau jaringan yang terbaru dalam rangka menyebarluaskan informasi kepada seluruh masyarakat Indonesia.
NKRI Harga Mati .......
Tidak ada kelompok Minoritas dan Mayoritas di Negara Indonesia.

Selesai sesi tanya jawab dan sebelum diakhirinya acara Seminar, Kasrem 084/BJ  memberikan cinderamata kepada ketiga Narasumber. Dan dilakukan foto bersama, selanjutnya ditutup dengan menyanyikan lagu Bagimu Negeri.

Hadir pada acara Seminar, yaitu Kasrem 084/Bhaskara Jaya beserta Staf, Dandim 0830/Surabaya Utara, Dandim 0831/Surabaya Timur, Dandim 0832/Surabaya Selatan, Kasatbinmaspol Polrestabes Surabaya, Bakesbang Kota Surabaya, Perwakilan FKPPI Surabaya beserta 10 Anggota, Ketua PPM Surabaya beserta 4 Anggota, Ketua Pusura beserta 4 Anggota, Ketua Banser Surabaya beserta 4 Anggota, Ketua Resimen Mahasiswa Unesa beserta 4 Anggota, Perwakilan Saka Wira Kartika 5 Orang, Ketua PPAD beserta 5 Anggota, Ketua Veteran Surabaya beserta 5 Anggota, Kepala SMA Kartika IV-3 beserta 5 Orang Guru, Dandenhubrem 084/Bhaskara Jaya, Dandenpal 05-12-03, Dandenzibang 1/V, Ajenrem 084/Bhaskara Jaya, Dandenkes 05.04.04, para Dekan Unmer Surabaya, Ketua UK3 Unmer Surabaya, Ketua UKM Futsal Unmer Surabaya, Ketua UKM Pencak Silat Unmer Surabaya, Ketua UKM Seni Tari Unmer Surabaya, Ketua Himapa Unmer Surabaya, para Ketua BEM Fakultas Unmer Surabaya, Ketua BEM Unair, Unesa, Ikip Widya Darma Surabaya, Universitas Sunan Giri, Universitas 17 Agustus, Unusa, Unesa, Unitomo, Ubhara, Umaha dan Ubaya, serta Uinsa Surabaya, Ketua GMHI Cab. Surabaya, Unair, Unesa Surabaya, Ketua PMII Ubhara & Uinsa Surabaya, Ketua DPC PMKRI & GMKI Cabang Surabaya, Ketua DPM Unesa Surabaya.

(MCDim0832_Srt Ags)

[ Kodim 0832 ] 



http://mediasurabaya.com