Hadiri Hari Santri, Gus Ipul : Syarat Santri Berakhlak Cerdas Terampil Mandiri Cinta Tanah Air


SURABAYA ,- Dalam rangka memperingati hari Santri Tahun 2017, dilaksanakan kegiatan Resepsi Hari Santri Se-Jawa Timur, dilaksanakan di halaman sebelah timur Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, penanggung jawab KH. Hasan Mutawakilallah (Ketua PWNU Jawa Timur), Minggu (22/10/2017) malam.

Acara yang dihadiri oleh ratusan orang itu, dimulai dengan Dzikir dan Istighosah oleh KH. Zainuddin Husni dan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Qori, serta pembacaan Sholawat Nabi besar Muhammad SAW. Dan dilanjutkan menyayikan lagu Indonesia Raya, setelah itu menyanyikan lagu Mars Syubbanul Wathon.

Ketua PWNU Jawa Timur mengatakan, semoga yang hadir pada kegiatan ini diberikan barokah oleh Allah SWT, Hari Santri lahir pada tahun 2015.

"Semoga kita semua adalah orang orang yang pandai bersyukur, maka memperingati Hari Santri adalah keharusan sebagai Taskurun kepada Allah SWT", jelasnya dalam sambutannya.

Ditambahkan pula, bahwa Hari Santri sebagai Hari Nasional oleh Pemerintah, karena sumbangsih para santri pada saat jaman penjajahan, yaitu Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh NU.

Pada Hari Santri ini kita melakukan kegiatan seperti upacara Hari Santri diseluruh Jawa Timur, peningkatan membaca kepada para santri, kegiatan pengajian, kegiatan cinta para ulama, kegiatan pentas seni oleh pemuda pemudi NU dan kegiatan lainnya," imbuhnya.

Dalam sambutannya, Wagub (Wakil Gubernur) Jatim (Jawa Timur) Drs. H. Syaifullah Yusuf akrab disapa Gus Ipul mengucapkan selamat atas terselenggaranya Hari Santri Nasional.

"Santri harus punya Kyai, apabila Santri tidak punya Kyai maka akan kehilangan arah, maka santri harus ikut Kyai. Syarat santri adalah berakhlak, cerdas, terampil,  mandiri, cinta tanah air", tandasnya.

Kelahiran santri tidak terlepas dari perang kemerdekaan. Saat ini tidak ada perang, namun tetap harus berjihad untuk tetap tegaknya tanah air, yaitu tetap mempertahankan pancasila sebagai final dengan saling menyayangi, saling menolong,  saling membantu. Sehingga, komponen negara ini adalah saling membutuhkan (interindepedensi).

"Namun saat ini ada kelompok yang tidak memberikan toleransi kepada kelompok lain, dan hal ini adalah suatu ancaman. Sehingga tugas santri adalah, menjaga tetap utuhnya negara", ujar Prof. (Hc) DR. KH. Maruf Amin (Rais Am PBNU Jawa Timur) mengingatkan, disampaikan dalam sambutannya.

Ia menyampaikan, adanya kesenjangan ekonomi. Untuk itu NU mendorong perubahan, dengan menguatkan ekonomi umat dengan pemberdayaan pesantren. Sebagai pendorong dengan pendekatan kemitraan, melalui pengelolaan tanah negara maupun konglomerat yang tidak dimanfaatkan.

Untuk dimanfaatkan pesantren sebagai pemberdayaan ekonomi umat, serta pemberdayaan mikro ekonomi dengan mendirikan usaha-usaha kecil yang dimotori pesantren. Langkah santri berikutnya adalah membatasi konglomerat memiliki tanah secara luas," pungkasnya.

Acara Resepsi Hari Santri Se-Jawa Timur selesai, selanjutnya ditutup dengan pembacaan do'a oleh KH. Muhammad bin Ismed. Selama kegiatan berlangsung dapat berjalan dengan tertib, lancar dan aman.

Turut hadir dalam acara peringatan Hari Santri, diantaranya yaitu KH. Anwar Manshur (Rasi Suriyah PWNU Jawa Timur), Helmi Faizal (Sekjen PBNU) dan Drs. Abdul Halim Iskandar. MPd (Ketua DPRD Jawa Timur/Ketua DPW PKB Jawa Timur), serta Kolonel Kav Gathut Setyo Utomo, S.Ip (Danrem 082/YPYJ).



[/Ang]