Surabaya– Kondisi cacat fisik bukan berarti harus diam dan tenggelam dalam nestapa buat Sertu Gatot Purwanto. Kedua jari kaki kanannya diamputasi akibat penyakit diabetes melitus yang dideritanya sejak beberapa tahun lalu, namun tugasnya sebagai seorang anggota Bintata Pembina Desa (Babinsa) Keluarahan Panjang Jiwo Koramil 0831/07 Tenggilis Mejoyo Kodim 0831/Surabaya Timur tetap dijalani.
Sertu Gatot Purwanto masih semangat dan enjoy menjalani tugasnya dengan kondisi sakit masih tetap masuk dinas dan bekerja sesuai tanggung jawabnya.
Sertu Gatot Purwanto masih mampu menjalankan tugasnya sebagai Babinsa dengan tugas-tugas mereka meliputi mengumpulkan dan memelihara data pada aspek geografi, demografi, hingga sosial dan potensi nasional di wilayah kerjanya.
Hal ini meliputi banyak sekali aspek, yaitu aspek SDM, SDA, sarana-prasarana dan infrastruktur di wilayah binaannya. Contoh aplikasinya pada saat bencana alam terjadi di satu wilayah, maka Babinsa ini menjadi ujung tombak informasi awal operasi militer selain perang berupa operasi kemanusiaan TNI AD atau gabungan.
Aplikasi lain di antaranya, dia yang tahu di mana saja sumber air bersih, lapangan yang bisa dijadikan penampungan pengungsi, warga yang memiliki radio amatir yang akan sangat bermanfaat dalam berkomunikasi, dan lain sebagainya, sampai jumlah cadangan pangan tersedia.
Juga memberikan informasi awal terkini tentang kondisi dan situasi wilayah bagi pasukan tempur yang bertugas di wilayahnya. Semuanya harus dia laporkan pada komandannya pada kesempatan pertama.
Sertu Gatot Purwanto mengaku memang sempat trauma setelah kehilangan kedua jari kaki kanannya, diamputasi tanggal 23 Oktober 2017 lalu, akibat penyakit diabetes melitus yang dideritanya.
Biarpun begitu, kondisi fisik tersebut tak mempengaruhi loyalitas anggota Babinsa yang satu ini sebagai prajurit.
Meski dalam kehidupan sehari-hari bapak dua anak ini tak bisa maksimal, tapi dengan didorong dedikasi dan semangat hidup yang tinggi, membuat Sertu Gatot Purwanto tetap enjoy melakukan beragam aktivitas, baik di rumah maupun di tempatnya bertugas.
Sertu Gatot Purwanto masih mampu melaksanan apel pagi dan tugas-tugas lainnya, seolah tak mengalami cacat pada fisiknya. Tak ada rasa malu dan putus asa dalam diri Sertu Gatot Purwanto.
Justru, cacat fisik tersebut dianggapnya sebuah rezeki, lantaran kehidupannya kini semakin membaik dibanding sebelumnya.
Sertu Gatot Purwanto juga berharap pada anggota TNI lainnya atau pun siapa saja yang mengalami cacat fisik seperti dirinya, agar tak patah arang dan punya semangat untuk menatap hari esok.
Post a Comment