(Dhimas Prasaja/Liputan6.com) |
Surabaya - Di Jalan Peneleh Gang V, Surabaya, Jawa Timur, berdirilah Masjid Jami Peneleh. Konon kabarnya masjid tersebut dibangun oleh salah satu Walisongo, Sunan Ampel.
Raja Majapahit terakhir, yakni Brawijaya V, yang memberikan tanah tersebut kepada Sunan Ampel sebagai hadiah karena menumpas serangan tentara Tartar atau Mongol.
Di masjid tersebut ada sebuah beduk misterius. Beduk kintir namanya. Konon beduk itu ditemukan mengapung di Sungai Kalimas, Surabaya.
"Kintir itu berasal dari bahasa Jawa dimana artinya hanyut oleh arus (sungai) Kalimas. dan beduk ini tiba-tiba berhenti di Kalimas tentunya tepat di Peneleh," tutur Ketua Takmir Masjid Peneleh Mohammad Sufyan saat ditemui Liputan6.com.
Dia menceritakan, beduk itu lalu diambil dan diletakkan di Masjid Peneleh. Uniknya, saat dipindahkan ke Masjid Kemayoran Surabaya (sekitar 5 kilometer dari Masjid Peneleh), beduk tersebut tak bisa dibunyikan.
Benda itu hanya bisa berbunyi di Masjid Peneleh saja.
"Di Masjid Ampel pun begitu tak nyaring bunyinya. Akhirnya kembali dibawalah beduk itu kembali ke sini (Masjid Peneleh), ternyata bisa bunyi dan dipakai sampai sekarang," tutur dia.
Tiang Besar
Meski dibangun sejak sekitar abad 18 atau tahun 1400-an Masehi, bangunan masjid seluas 1.000 meter persegi ini masih tampak kokoh. Bangunan utamanya terbuat dari kayu jati utuh.
Sufyan menjelaskan, masjid ini disangga oleh 10 tiang besar penopang bangunan utama atau soko guru.
"Adalah sepuluh tiang tersebut yang menandakan bahwa makna dari ajaran rukun Islam, dan hingga kedalaman 4 meter di tanah penyangga masjid ini adalah jati," ujar dia.
Meski dibangun sejak sekitar abad 18 atau tahun 1400-an Masehi, bangunan masjid seluas 1.000 meter persegi ini masih tampak kokoh. Bangunan utamanya terbuat dari kayu jati utuh.
Sufyan menjelaskan, masjid ini disangga oleh 10 tiang besar penopang bangunan utama atau soko guru.
"Adalah sepuluh tiang tersebut yang menandakan bahwa makna dari ajaran rukun Islam, dan hingga kedalaman 4 meter di tanah penyangga masjid ini adalah jati," ujar dia.
BACA JUGA
Menariknya lagi, tembok masjid ini dikelilingi 25 ventilasi dan 5 daun jendela. "Di masing-masing ventilasi tersebut terdapat hiasan aksara Arab berupa nama-nama 25 nabi," tutur Sufyan.
Saat menengok ke bagian atas, tulisan Arab juga menghiasi langit-langit. Tulisannya berisi nama empat sahabat dari Nabi Muhammad. Mereka, yakni Abu Bakar Ash Sidiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Untuk menuju Masjid Jami Peneleh ini bisa melalui Jalan Ahmad Jais kemudian masuk lewat gang kecil Jalan Peneleh Gang 5, Surabaya. Atau juga melalui Jalan Peneleh Gang 4, letaknya berjarak 50 meter dari Jembatan Peneleh yang juga merupakan alur Sungai Kalimas.
Saat menengok ke bagian atas, tulisan Arab juga menghiasi langit-langit. Tulisannya berisi nama empat sahabat dari Nabi Muhammad. Mereka, yakni Abu Bakar Ash Sidiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Untuk menuju Masjid Jami Peneleh ini bisa melalui Jalan Ahmad Jais kemudian masuk lewat gang kecil Jalan Peneleh Gang 5, Surabaya. Atau juga melalui Jalan Peneleh Gang 4, letaknya berjarak 50 meter dari Jembatan Peneleh yang juga merupakan alur Sungai Kalimas.
Post a Comment