Gubernur Diminta Tutup Lokasi Air Terjun Dua Warna


Air Terjun Dua Warna di Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).

Medan - Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) meminta Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi, menutup lokasi pariwisata Air Terjun Dua Warna di Sibolangit, yang sudah menelan koban jiwa mencapai puluhan orang akibat banjir bandang, Minggu (15/5).

Desakan itu disampaikan ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi mahasiswa pecinta alam ketika melakukan aksi demo ke Kantor Gubernur Sumut Jl Diponegoro Medan, Kamis (26/5). Tujuannya, supaya tidak ada lagi korban jiwa jika banjir bandang itu terjadi lagi.
"Lokasi pariwisata Air Terjun Dua Warna adalah bukti adanya eksploitasi hutan lindung secara terang-terangan oleh oknum di dalam pemerintahan, yang mengutip retribusi Rp 25 ribu/orang selama bertahun-tahun," ujar Koordinator Aksi Mapala Irfan Munthe.

Irfan mengecam sikap pemerintah yang terkesan membiarkan terjadinya kerusakan hutan akibat pembalakan hutan secara liar, sehingga mengakibatkan banjir bandang dan menewaskan puluhan orang tersebut.
"Lebih baik lokasi Air Terjun Dua Warna ditutup selamanya. Lokasi itu sebaiknya benar - benar dijadikan kawasan konservasi hutan. Selama ini, hutan konservasi di Sibilangit itu dimanfaatkan orang yang mencari keuntungan pribadi," katanya.

Selain mendesak penutupan lokasi Air Terjun Dua Warna, mahasiswa juga menuntut Gubernur Sumut untuk mencopot Kepala Dinas Kehutanan Sumut, Halen Purban. Sebab, orang bersangkutan buang badan atas kerusakan hutan di Sibolangit.

"Kami juga mendesak aparat kepolisian untuk menangkap pelaku perambahan hutan dan dua orang suruhan oknum pemerintahan, Noel dan Herman, yang disuruh mengutip retribusi buat pengunjung Air Terjun Dua Warna tersebut," pungkasnya.

Arnold H Sianturi/YUD

 [ beritasatu.com ]