Pergerakan Indonesia Maju Tawarkan Dasacita untuk Kemajuan Bangsa


Bagus Prihantoro Nugroho | Din Syamsuddin (Foto: Bagus Prihantoro/detikcom)

Jakarta - Din Syamsuddin, Ali Masykur Musa, Siti Zuhro dan 42 aktivis lainnya mendeklarasikan Pergerakan Indonesia Maju (PIM). Ketua Dewan Nasional PIM Din Syamsuddin kemudian membacakan pidato kebangsaan bertajuk 'Indonesia Maju'.

"Dalam konteks globalisasi yang meniscayakan kualitas, persaingan, dan daya saing, menjadikan Indonesia sebagai negara maju mengandung pesan agar bangsa Indonesia siap bersaing dan bertanding dalam berbagai aspek peradaban," tutur Din di JCC, Senayan, Jakarta, Sabtu (21/5/2016).

Din lalu membacakan apa yang disebutnya wasiat kepada bangsa Indonesia. Pertama adalah berpegang teguh kepada perjanjian para pendiri bangsa.

"Kedua, mempertahankan dan memelihara kemajemukan bangsa dengan mengemban budaya siap hidup berdampingan secara rukun," kata Din.

Selanjutnya mengembangkan budaya mengedepankan kepentingan bangsa di atas kepentingan kelompok. Lalu keempat, adalah untuk senantiasa memperbaiki diri dan mengembangkan nilai-nilai kemuliaan.

"Kelima, bersiap menjadi saksi-saksi aktif kebangkitan dan kemajuan bangsa dengan menampilkan orientasi hidup mandiri, berdaya saing, berkemajuan, dan berkeunggulan," ungkap Din.

Selanjutnya Din membacakan Paradigma Jalan Tengah atau kemudian disebut sebagai Dasacita. Ini merupakan 10 cita-cita untuk kemajuan Indonesia.

Berikut kesepuluh poin Dasacita tersebut:

1. Maju dari kebiasaan mementingkan diri sendiri atau kelompok dengan mengedepankan kepentingan umum dan kepentingan bangsa yang lebih luas;

2. Maju dari tirani perasaan benar sendiri menjadi anak bangsa yang toleran dan menghargai perbedaan;

3. Maju dari sifat-sifat feodalisme dan primordialisme menjadi egalitarian yang menempatkan sesama anak bangsa dalam posisi dan perlakuan yang sama;

4. Maju dari budaya nepotisme dengan mengedepankan budaya meritokrasi atau prestasi dan maju dari budaya yang hanya mencela belaka dengan membangun budaya menghargai upaya dan hasil karya orang lain;

5. Maju dari kecenderungan memuaskan diri dengan kesenangan jasmani dan menganiaya diri sendiri dengan memakai narkoba;

6. Maju dari budaya kekerasan dengan mengedepan akal dari pada "okol" dan menjadi bangsa yang beradab dalam menyelesaikan setiap persoalan;

7. Maju dari kebiasaan korupsi dan mulai bekerja membangun prestasi dan menuai karya dari hasil keringat sendiri;

8. Maju dari ketergantungan dari bangsa lain dan mulai membangun kemandirian nasional, melalui kerja sama internasional yang adil dan saling menguntungkan;

9. Maju dari rasa rendah diri dalam pergaulan antar bangsa dan menjadi bangsa yang berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa laln di dunia ini;

10. Maju dari kecintaan pada dunia fana belaka dan mulai menyeimbangkan kehidupan dengan menjalankan ajaran agama yang baik (agama yang fungsional yang tidak hanya berhenti pada spiritualisme pasif tetapi berlanjut pada spiritualisme aktif dan dinamis yang mendorong daya saing, etos kerja dan produktifitas sehingga bangsa dapat bersaing di pentas global). (bag/dhn)

 [ detik.com ]