Kompas.com/ Syahrul Munir Polres Semarang menggelar Operasi Patuh Candi 2016 di Jl RA Kartini, Ungaran, Senin (16/5/2016) sore. |
"Rinciannya, 90 PNS, 337 karyawan swasta, 427 mahasiswa, 607 pelajar, 337 sopir dan pekerjaan lainnya seperi wiraswasta, tukang bangunan, pekerja lepas sebanyak 450 orang," ungkap Kasat Lantas Polres Semarang, AKP AR Dwi Nugraha, Senin (23/5/2016).
Menilik hal itu, Dwi Nugraha menilai, kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas rendah karena masih banyak ditemukan pelanggar lalu lintas. Bentuk pelanggaran paling dominan adalah pengendara tanpa SIM atau tidak membawa STNK.
"Dibutuhkan pengawasan orangtua untuk menekan pelanggaran lalu lintas yang dilakukan para pelajar dan mahasiswa," lanjutnya.
Menurut Dwi, tak hanya orangtua, dalam hal menekan pelanggaran lalu lintas di kalangan pelajar juga membutuhkan peran dari pemangku kepentingan, termasuk pemerintah.
Dalam berbagai kasus, pelajar tidak bisa serta merta dilarang mengendarai motor tanpa pihak terkait memberikan solusinya.
"Jangan sampai gara-gara dilarang naik motor akhirnya tidak sekolah karena rumahnya jauh dari sekolah. Harus ada solusinya seperti penyediaan transportasi massal," ucapnya.
"Kalau pelanggarannya di luar jam sekolah tetap kita tindak," tandasnya.
Dwi menambahkan, fokus Operasi Patuh Candi yang masih akan berlangsung hingga 29 Mei 2016 lebih pada kualitas, yakni bagaimana operasi tersebut akan berdampak positif atau meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas. Misalnya bagi yang belum punya SIM, diminta segera membuat SIM.
"Kalau hanya melihat banyaknya surat tilang yang dikeluarkan, tidak akan ada habisnya," pungkasnya.
Baca juga: "Mungkin Ini Gorengan Paling Mahal Sedunia..."
Penulis: Kontributor Ungaran, Syahrul Munir
Editor: Farid Assifa
[ kompas.com ]
Post a Comment