PG Djatiroto Siap Produksi Giling 1 Juta Ton Tebu


Di tengah meroketnya harga gula di pasaran yang saat ini menembus Rp15 ribu perkilogram, Pabrik Gula (PG) Djatiroto dibawah naungan PTPN XI memutuskan untuk segera melakukan buka giling tebu.

Setyo Narwanto General Manager PG Djatiroto kepada Sentral FM, Jumat (20/5/2016), mengatakan bahwa buka giling ditetapkan mulai 10 Juni depan dengan masa giling untuk memproduksi gula selama 167 hari.

"Kapasitas produksi giling PG Djatiroto 6.500 ton hingga maksimal 7 ribu ton perhari insklusif libur hari raya. Total kapasitas tebu giling sesuai prestasi Maret mencapai 1.050.000 ton," katanya.

Dari kapasitas tebu giling sebanyak itu, PG Djatiroto menyerap hasil panen dari TS (Tebu Sendiri) yang ditanah di lahan Hak Guna Usaha (HGU) dan Tebu Rakyat (TR). "Untuk kapasitas penyerapan, kami bagi rata antara TS dan TR. Asumsinya masing-masing mencapai 540 ribu ton tebu," paparnya.

Dari masa giling ini akan menghasilkan produksi gula mencapai 60 ribu ton utnuk TS dan maksimal 90 ribu ton untuk TR. Dengan target rendemen rata-rata ditetapkan 8,15. Sedangkan setelah menghasilkan produksi gula, maka PTPN XI akan membuka masa lelang gula diperkirakan sebulan setelah produksi. "Periodisasinya sebulan dua kali lelang setelah produksi," terangnya.

Saat ini, masih kata Setyo Narwanto, PG Djatiroto belum menerima rilis penetapan HPP gula yang dirilis oleh pemerintah. HPP gula ditetapkan oleh tim survey yang melibatkan akademisi.

"Tim Survey datang ke petani-petani untuk melihat berapa biaya yang dikeluarkan dan dihitung sesuai margin, pasar dan daya beli konsumen. Ini mungkin sudah proses penggodokan," tuturnya.

Dalam pertemuan hari ini, PG Djatiroto juga membuka pintu dialog dengan para petani tebu yang menjadi mitra binaannya. Ada berbagai masukan yang disampaikan petani tebu kepada Direksi PG Djatiroto. Diantaranya tentang pengaturan pola tebang dan jatah tebang bagi petani. "Ini yang megemuka sesuai surat perintah angkut yang ada di petani," ucapnya.

Harapannya karena diperkirakan masa giling sampai dengan ramadhan hingga lebaran dan belum banyak petani yang mendapatkan hasil jual gula, maka diusulkan ada uang muka dari perusahaan untuk membayar penebang dan keperluan lebaran bagi para petani tebu.

"PG Djatiroto memutuskan untuk memenuhi permintaan petani tebu ini dengan merencanakan untuk menyiapkan pendanaan guna kebutuhan tebang angkut dan kebutuhan lebaran. Jumlah dan besarannya masih dalam proses pengajuan dan masih dihitung. Prinsipnya, kebijakan itu sudah disetujui," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Setyo Narwanto juga menjelaskan, hasil produksi PG Djatiroto diharapkan bisa memberikan kontribusi 10 persen dari kebutuhan gula yang menjadi target Jawa Timur. Dimana kebutuhan gula nasional saat ini, untuk gula konsumsi mencapai 2,5 juta ton.

Hasil produksi gula dari PG Djatiroto sesuai proses lelang, juga menyuplai berbagai provinsi lain di luar Jawa Timur. Diantaranya ke Jawa Tengah, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Dengan mulai buka giling ini, diharapkan juga akan berdampak terhadap stabilitas harga gula di pasaran menjelang ramadhan dan lebaran. Namun untuk mahalnya harga gula saat ini, ini terjadi karena rata-rata stok di PG sudah menipis dan belum giling. Di PG Djatiroto sendiri, stok gula di gudang sudah kosong," ujarnya.

Selain itu, ia memperkirakan meroketnya harga gula juga disebabkan suplai and demand di pasaran dan dipicu sentimen menjelang ramadhan dan lebaran. "Apalagi media internasional juga menyampaikan terjadi penurunan produksi yang cukup signifikan," ujarnya.

Namun, Setyo Narwanto optimis menjelang ramadhan dan lebaran harga gula secara nasional sudah stabil kembali. Pasalnya sudah ada PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia) yang mempunyai tugas untuk menjaga stok gula di pasar yang akan melakukan upaya penetrasi kebutuhan gula.

"Ditambah, beberapa PG di wilayah lain sudah mengawali giling awal Juni. Sehingga sudah ada stok yang bisa digelontorkan ke pasar. Melihat kondisi pasar, lelang segera dilaksanakan baik untuk TS maupun TR. Untuk stabilisasi pasar, juga akan dilakukan operasi pasar," katanya.

Untuk mengawali buka giling 2016, PG Djatiroto juga akan menggelar prosesi kelaziman, diantaranya berupa kegiatan yang menjembatani kebersamaan antara Direksi, karyawan, petani tebu dan masyarakat di sekitar pabrik. (her/dwi)

 [ suarasurabaya.net ]