Puluhan ribu orang melewatkan malam dingin di tempat penampungan sementara, setelah kejadian gempa hebat yang mengguncang bagian barat daya Pulau Kyushu, Jepang.
Seperti dilansir BBC, media setempat melaporkan, lebih dari 240 ribu orang didorong untuk dievakuasi dari daerah tersebut. Hal itu menyusul kekhawatiran terjadi longsor dan kerusakan lebih lanjut akibat hujan lebat yang mengguyur wilayah itu.
Puluhan orang dikhawatirkan masih terperangkap di bawah reruntuhan. Lebih dari 40 orang tewas akibat gempa yang terjadi pada Kamis, 14 April 2016 dan Sabtu, 16 April 2016 itu.
Sementara itu, gempa juga mengakibatkan korban luka. Sekitar 2.000 orang dirawat di rumah sakit dan 200 orang di antaranya dalam kondisi serius.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengemukakan, hujan lebat dan udara dingin akan membuat banyak orang yang berada di pusat-pusat tempat evakuasi, tenda bahkan di mobil mereka, tidak nyaman. Namun, kata Abe, pemerintah akan terus bekerja sepanjang malam menyediakan makanan dan obat-obatan untuk mereka.
Setidaknya 50 orang menghabiskan malam dalam mobil mereka di sebuah taman umum di Kota Ozu. Di antaranya adalah Yoshiaki Tanaka (62 tahun) dan istrinya serta ibunya yang berusia 85 tahun. "Saya tidak berpikir kami bisa kembali (ke rumah)," ujarnya kepada Associated Press seperti dilansir BBC.
Seperti diketahui, gempa besar berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR) melanda negara tersebut, tepatnya di Kumamoto, Kyushu, Sabtu dini hari, 16 April 2016. Sebelumnya, gempa berkekuatan 6,4 SR mengguncang wilayah yang sama, Kamis malam, 14 April 2016. [ viva.co.id ]
(one)
Post a Comment