Menengok Kekuatan Magis Ritual Suku Dayak


Suku Dayak Kalimantan Barat memang tak pernah lepasa dengan dunia magis. Apalagi, seluruh ritual yang ada di suku dayak selalu berhubungan dengan ritual magis. Salah satunya adalah ritual Nyangahatn. Ini bukan ritual sembarang ritual. Karena ritual ini adalah ritual yang berkomunikasi dan mendatangkan makhluk astral.

” Ritual ini untuk penunggu. Kita kasih tahu supaya (acara–red) direstui. Tak diganggu, dan ada kode petik itu kata penunggu.,” kata Tebo Rinyuakng, 30 tahun.

Ritualnya, empat pasang muda-mudi berpakaian adat Dayak tampil ke muka. Gerakannya mistis. Satu di antaranya membawa wadah berisi sesajen. Isinya beras banyu (beras yang dibaluri minyak), pinang, rokok daun, kapur sirih dan gamer (gambir).

“Aslinya ada ayam. Tapi di sini sepertinya tak mungkin,” jelas Tebo, koordinator kesenian Kabupaten Landak, Kalimantan Barat

Padu padan magisnya dentingan musik dan mistisnya gerak para penari yang sedang melangsungkan ritual menjadi daya tarik tersendiri.

Ritual nyangahatn masih berlangsung. Air bunga selasih dipercikan.

“Itu untuk membersihkan dari segala kejahatan,” terang Tebo, seperti yang dikutip dalam laman jpnn.com.

Latok paratih dihambur ke udara. Latok paratih adalah padi yang dipanaskan di kuali sampai pecah-pecah.

” Itu namanya hantu pujut sarinteke. Memberi makan hantu dan roh jahat. Supaya tidak mengganggu,” kata Tebo.

Seorang pemuda lalu mengoleskan tampukng tawar ke kening para penari lainnya dengan bulu ayam. Tampukng tawar terbuat dari tepung beras yang ditumbuk. Kemudian dikasih kunyit.

“Bagian yang ini untuk membersihkan diri,” Tebo menjelaskan.

Ritual nyangahatn disudahi dengan menghamburkan beras kuning. Tujuannya untuk keselamatan.  Sejurus kemudian, jonggan dimulai. Alunan musik khas Dayak masih berdenting. Meski nuansanya lebih sedikit atraktif, nuansa tenang menghanyutkannya terasa masih kental.

Satu dari pemuda yang tadi larut dalam gerak tari ritual nyangahatn, mulai bersenandung. Melantunkan dendang maleen–pantun mengajak menari.

“Yang ini namanya jonggan. Menari diiringi lagu,” kata Tebo, yang di kampung halamannya di Landak, Kalbar terkenal sebagai pemuda yang piawai main gangsing.  Mereka mulai menari. Harmoni dengan musik dan nyanyian, dan mengajak penonton ikut menari. [ surabayanews.co.id  ]