Akhirnya Kongres Langka itu Dilaksanakan


Kim Jong-un. FOTO : Mirror

PYONGYANG - Untuk pertama kalinya dalam empat dekade terakhir, Korea Utara (Korut) mengadakan Kongres Nasional Partai Pekerja. Sebanyak 130 jurnalis asing diundang. Tetapi, tidak ada satu pun yang diizinkan meliput hingga ke dalam lokasi kongres.
Ribuan aktivis dan tokoh partai dari seluruh penjuru Korut hadir di ibu kota. Tentu hanya mereka yang sudah lolos seleksi yang diperbolehkan datang. Konon, seleksinya pun berlangsung berbulan-bulan dan sangat ketat. Sebenarnya, selain peserta dari dalam negeri, pemerintahan Kim Jong-un mengundang delegasi dari negara sekutu Korut, Tiongkok. Sayangnya, delegasi Negeri Panda absen.
Kemarin Korut membuka kongres tersebut dengan kata-kata bangga atas program nuklirnya. Pemerintahan Jong-un menyebut serangkaian uji coba nuklir yang dilancarkan sejak awal tahun sebagai keajaiban. Dalam pembukaan kongres, panitia juga mengklaim bahwa program nuklir dan rudal balistik Korut sudah masuk kategori lanjut. "Ini merupakan kado terindah dalam kongres langka ini," terang panitia.
Kabarnya, kongres berlangsung lancar. Setidaknya, itulah informasi yang dibagikan oleh panitia. Karena tidak ada jurnalis yang boleh mendekat ke lokasi kongres, media asing pun mau tidak mau hanya menyebarluaskan berita yang dibocorkan oleh panitia. Media pemerintah Korut yang punya akses bebas di lokasi sidang pun pelit berbagi informasi. Hingga menjelang sore, mereka tidak menyiarkan apa pun.
Seluruh stasiun televisi Korut hanya menayangkan rekaman propaganda yang sudah disiapkan. Mulai tayangan keberhasilan uji coba rudal hingga lawatan dinas Jong-un ke sejumlah lokasi di Korut. Selain itu, media menayangkan lagu-lagu propaganda yang sebagian antaranya dipopulerkan oleh satu-satunya girlband Korut, Moranbong.
Potret besar mendiang Kim Il-sung dan ayah Jong-un, Kim Jong-il, menghiasi Kim Il-sung Square di ibu kota sejak 25 April. Kemarin dua gambar tokoh sentral Korut itu juga menghiasi lokasi kongres. Selain membanggakan program nuklir dan rudal balistik, Jong-un memanfaatkan momentum kongres tersebut untuk memperkenalkan kebijakan barunya. Yakni, byongjin.
Byongjin adalah sistem kebijakan kontinu berbasis nuklir dan perkembangan perekonomian. Sebagai generasi ketiga Dinasti Kim, Jong-un berusaha mengonsolidasikan kekuatan pemerintahannya lewat kongres tersebut. Karena itu, dia benar-benar terlibat langsung dalam seluruh persiapan kongres. Mulai pemilihan delegasi yang hadir hingga materi yang dibahas dalam kongres yang bahkan belum pernah dia ikuti itu.
"Setelah menyebut dua kelinci, program nuklir dan perkembangan ekonomi, Kim (Jong-un) sebenarnya hanya akan mengejar satu kelinci. Menjadikan Korut negara nuklir," kata Yang Moo-jin dari University of North Korean Studies di Kota Seoul. (AFP/Reuters/BBC/hep/c4/any/pda)


 [ jpnn.com ]